Similarity Check - Pengaruh Penambahan Asbuton LGA 50/30 pada Campuran AC-WC dengan Inovasi Limbah Styrofoam - Tantin Pristyawati

Infrastruktur jalan di Indonesia membutuhkan 1,2 juta ton aspal setiap tahunnya, namun Pertamina hanya mampu memasok 600.000 ton. Kekurangan ini mengharuskan pemerintah dan pihak terkait mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional dan menjaga kualitas infrastruktur jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan Asbuton LGA 50/30 pada Asphalt Concrete Wearing
Course (AC-WC) dengan inovasi pemanfaatan limbah styrofoam. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan parameter karakteristik marshall seperti, VMA (Void In Mineral Agregate), VIM (Void In Mix), stabilitas, VFA (Void Filled with Asphalt), dan Marshall Quotient (MQ). Hasil penelitian dari 5 variasi campuran limbah styrofoam yang digunakan dengan nilai variasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Untuk nilai variasi dengan asbuton 8% yang memiliki stabilitas tertinggi terdapat pada variasi styrofoam 10% dengan nilai stabilitas sebesar 2032,16 kg, dengan nilai VMA 16,63%, nilai VFA 78,28%, nilai VIM 3,61%, nilai flow 2,45 mm, dan nilai MQ sebesar 830,33 kg/mm. Untuk nilai variasi dengan asbuton 9% yang memiliki stabilitas tertinggi terdapat pada variasi 2% dengan nilai stabilitas sebesar 1882,35 kg, dengan nilai VMA 16,21%, nilai VFA 80,17%, nilai VIM 3,24%, nilai flow 2,57 mm, dan nilai MQ sebesar 735,72 kg/mm. Kadar variasi 10%
dan 2% dinyatakan paling efektif untuk pencampuran aspal AC-WC, karena nilai-nilai dari marshall memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018, sehingga variasi bahan tambah limbah styrofoam tersebut yang paling optimal digunakan sebagai bahan campuran aspal AC-WC.
Kata Kunci: Asbuton LGA 50/30, AC-WC, Limbah Styrofoam, Karakteristik Marshall, Kadar Aspal Optimum